BANYAK sekali orang yang menjadikan burung sebagai
binatang peliharaannya. Selain bisa diperjualbelikan, suara merdu dari
kicauannya pun bisa menghilangkan stres dari berbagai rutinitas
pekerjaan. Tapi tak semua burung bisa dipelihara dan dinikmati
kicauaannya. Ada satu burung yang mungkin tak pernah dijadikan
peliharaan oleh banyak orang, bahkan mendengar suaranya saja bisa
membuat orang ketakutan. Burung ini memiliki nama beragam di beberapa
daerah, ada yang menyebutnya burung kedasih, daradasih, untit-untit,
sirit uncuing, uncuing, bahkan sampai burung orang meninggal.
Hihhh,
nama yang terakhir sedikit menyeramkan.
Sesuai dengan nama yang diberikan oleh banyak orang, burung ini memang
dipercaya sebagai burung pertanda kematian. Konon jika terdengar suara
burung ini di suatu tempat, maka di tempat itu akan ada orang yang
meninggal dalam waktu dekat. Tapi sepertinya ini hanya mitos belaka yang
sulit dibuktikan dengan kajian ilmiah. Mitos seperti ini juga melekat
pada burung gagak. Jadi, burung apakah Sirit Uncuing ini?
Sirit Uncuing atau yang lebih kita kenal dengan nama Kedasih ini
sebenarnya termasuk suku kangkok (Cuculidae). Burung jenis ini sering
sekali ditemukan di lingkungan pedesaan yang masih memiliki hutan tepi
atau hutan sekunder. Tapi juga kerap dijumpai di lingkungan perkotaan
yang memiliki taman yang lumayan hijau.
Burung ini memiliki suara khas yang mendayu-dayu, dengan nada yang
meninggi di awal dan kemudian semakin menurun dan semakin pendek di
akhir. Meski suaranya sering terdengar, tapi sangat sulit untuk bisa
melihat burung ini. Karena ia kerap bersembunyi di pohon yang lebat
tanpa bergerak, sehingga sulit untuk bisa melihatnya. Sebagian orang
merasa kicauannya tersebut seperti suara kuntilanak yang sedang tertawa.
Burung yang mempunyai nama ilmiah Cacomantis Merulinus ini berukuran
relatif kecil, panjang tubuhnya hanya sekitar 21 cm. Ketika dewasa
burung ini akan berwarna kelabu dibagian kepala, leher dan dada bagian
atas. Punggungnya berwarna merah kecokelatan serta berwarna kuning
jingga di bagian perutnya. Sedangkan ekornya berwarna putih dengan
sedikit kehitaman di ujung-ujung bulunya. Sirit Uncuing yang masih muda
atau biasa disebut piyik, biasanya memiliki warna burik kecokelatan
dengan garis-garis hitam dibagian atas tubuh dan warna putih dengan
garis hitam halus.
Seperti burung dengan marga Cacomantis lainnya, sirit uncuing juga
memiliki sifat parasit yang bisa dibilang sangat kejam. Burung pemakan
serangga dan buah-buah kecil ini selalu menitipkan telurnya di sarang
burung lainnya yang berukuran lebih kecil. Jadi sirit uncuing tidak
pernah membuat sarangnya sendiri untuk bertelur. Bahkan yang mengerami
telurnya juga bukan induk aslinya, tapi induk yang punya sarang atau
bisa disebut induk tiri.
Kekejaman burung ini tak berhenti disitu. Kadang setelah menitipkan
telurnya disarang burung lain, ia akan membuang telur asli si yang punya
sarang. Seperti pepatah ‘buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya’, anak
burung sirit uncuing juga sama kejamnya. Jika telur Sirit Uncuing lebih
dulu menetas dibanding telur asli yang punya sarang, maka ia akan
menjatuhkan telur asli si yang punya sarang atau mematukinya hingga
telur itu pecah dan tidak bisa menetas. Ibu dan anak sama-sama licik.
Setelah menjadi anak tunggal induk tirinya, piyik kedasih akan dirawat
dan diberi makan sampai dewasa. Pertumbuhannya juga akan pesat karena
induk tirinya hanya mengurus satu anak yang sebenarnya bukan anaknya dia
(kasihan burung itu). Setelah dewasa sirit uncuing akan kawin dan
menitipkan telur di sarang burung lainnya sama seperti yang dilakukan
sang ibu.
Begitulah kejamnya burung sirit uncuing alias kedasih ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dengan Bijak dan menggunakan Kata yang Sopan