Saturday 31 October 2015

Berang Berang Indonesia tak pandai membuat bendungan yang hampir punah

Berang-berang adalah mamalia semi-akuatik (atau akuatik, pada salah satu jenisnya) pemakan ikan. Berang-berang terdiri dari beberapa marga anggota anak-suku Lutrinae, yang bersama dengan jenis-jenis sigung (badger), biul, dan pulusan (weasel) membentuk suku Mustelidae. Dengan tiga belas spesies dalam tujuh genus, berang-berang memiliki penyebaran hampir di seluruh bagian dunia kecuali Australasia.[1] Mereka umumnya memakan hewan-hewan akuatik, terutama ikan dan kerang-kerangan, serta hewan-hewan invertebrata lainnya; namun juga amfibi, burung, dan mamalia kecil.



Berbentuk mirip musang, berang-berang memiliki tungkai yang relatif lebih pendek, dengan cakar yang berselaput, dan –kecuali berang-berang laut– mempunyai ekor yang panjang berotot.
Rambut-rambut di tubuhnya terdiri dari dua lapisan. Bagian luar dengan rambut-rambut yang panjang dan relatif keras, kaku; dan bagian dalam dengan rambut-rambut yang halus, lunak. Lapisan dalam ini tidak tembus air dan memerangkap udara di dalamnya, sehingga menjaga kulit berang-berang tetap kering dan hangat meskipun tengah berenang di air yang amat dingin.

Perlu diketahui Berang-berang Indonesia bukan pembuat bendungan. Akan tetapi Setiap kali mendengar istilah berang-berang yang terlintas adalah hewan yang mirip musang yang hidup di air dan suka menyusun ranting-ranting menjadi sebuah bendungan di sungai.

Padahal dalam Bahasa Inggris dikenal 2 nama yakni “Otter” dan “Beaver” yang apabila diterjemahkan ke dalam B.Indonesia sama-sama artinya menjadi berang-berang. Apakah yang menjadi perbedaan “Otter” dan “Beaver”..??
Otter merupakan binatang semi akuatik dari ordo Carnivora anggota famili Mustelidae yang hidup di hampir seluruh dunia kecuali Australia. Jenis inilah yang lebih tepat disebut berang-berang. Bersarang di pinggiran sungai
Beaver adalah hewan pengerat (ordo Rodentia) yang mampu hidup di dua tempat (air dan darat), yang hidup di Amerika dan Eropa. Hewan ini selalu membuat sarang dengan membuat bendungan dari ranting-ranting.
kanan beaver,dan kiri otter
Sarang beaver membuat bendungan dari kayu

Habitat Otter membuat lubang lubang ditepi sungai


Peranan Ekologis Berang-Berang sebagai penyeimbang ekosistem

Berang-berang merupakan top carnivore, dan bisa juga disebut sebagai harimaunya lahan basah. Hewan ini berada di puncak dari piramida makanan, sehingga keberadaan hewan ini merupakan sebagai indikator lingkungan/habitat yang masih baik. Berang-berang sering dianggap sebagai hama oleh petani ikan, padahal hewan ini memiliki fungsi ekologis yang sangat besar. Dengan fungsinya menjaga keseimbangan ekosistem, hewan ini bermanfaat dalam mengontrol hama kepiting dan keong emas di sawah.
Keberadaan hewan ini juga menjaga agar populasi ikan tetap sehat karena berang-berang akan memakan ikan lemah dan sakit yang mudah tertangkap. Oleh karena itu digunakan kearifan lokal yang telah ada pada masyarakat sehingga budidaya ikan tidak terganggu, namun tidak membahayakan bagi berang-berang.


Untuk itu marilah kita melestarikan populasi sang harimau lahan basah ini. agar selain untuk menyeimbangkan ekosistem juga untuk dipamerkan kepada anak cucu kita kelak.

SALAM OTTER LOVERS INDONESIA (OLIX)

No comments:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar dengan Bijak dan menggunakan Kata yang Sopan

badge

Featured post

Cara mengurangi bau menyengat dari sugar glider dengan bubuk kopi

kali ini saya akan berbagi tips mengurangi bau kandang pada peliharaan kita sugar glider.